KEBENINGAN HATI DAN KITA
Oleh : Moh.Helman Sueb
Bejana yang diisi dengan air yang bening, akan berbeda dengan diisi air keruh, tentu airnya tidak dapat diminum, yang akan minum, pikir-pikir dahulu, lagi pula menjernihkan air yang keruh tidak dapat spontanitas, apalagi hati. Beda dengan air yang bening manfaatnya lebih banyak karena sumbernya baik, lagi pula. dapat diminum.
Menjernihkan hati dari kotoran memang sesuatu yang tidak mudah, sebab pengaruh dari luar yang masih pada pikiran dapat menambah hati semakin keruh. Keruhnya hati akan sangat berdampak pada diri, berpeluang memiliki praduga yang buruk yang akan menjalar ke mana-mana, serta perilaku tercela yang lain. Hati bak panglima yang akan memberi komando pada diri. Karena itulah hati sangat berpengaruh pada diri seseorang, ekspresi wajah, sikap, ucapan dan tindakan.
Apapun profesi kita, jika kita memiliki rasa takut kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, rasa cinta dan ikhlas akan menggerakkan diri pada hal-hal yang terpuji. Rasa takut kita kepada-Nya akan membimbing diri selalu berhati-hati berkata, bersikap serta bertindak. Secara otomatis merasa diawasi, dilihat dan diketahui-Nya akan meluruskan diri setiap insan mukmin, akan bersemangat menabur kebaikan sesama, di mana saja baik melalui tulisan maupun kegiatan nyata.
Kecintaan kita kepada-Nya, akan memperkuat langkah dalam melakukan ketaatan yang sumbernya berada di hati. Siapa saja yang tidak melakukan ketaatan kepada-Nya sama dengan mayat berjalan, wujudnya memang manusia, hakekatnya mayat karena tidak bergerak melakukan ketaatan. Kecintaan akan membentuk diri rela berkorban untuk yang dicinta, dan penyebutan yang berulang. Tak akan lupa di mana saja berada, bahkan mengingat atau menyebut-Nya akan membawa ketenangan hidup,. Penyebutan dan pengorbanan sebagai bukti kecintaan. Krapada=Nya.
Hati yang terisi dengan keikhlasan, amal yang ditenun dari sedikit demi sedikit sampai menjadi tenunan, akan menjadi yang diterima Allah Subhaanahu wa Ta’ala, yang layak mendapat imbalan yang lebih baik dari apa yang dilakukan. Jiwa yang ikhlas mempunyai peluang yang besar untuk orang yang berjiwa besar. Jiwanya akan kuat dalam menghadapi berbagai macam ujian yang diterima.
Kebeningan hati, karena terisi dengan hal-hal yang membawa kebaikan, sedangkan keruhnya hati, terisi dengan hal-hal yang tercela, begitulah yang terjadi dalam kenyataan hidup. Berbahagialah, jika hati kita terisi dengan sesuatu yang membawa kebaikan. Semoga kita selalu mengingat-Nya, agar mendapatkan ketenangan, sebagaimana firman-Nya :
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Arti: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.QS>Ar-Ra’du :28
Hati yang bening. Mengendalikan otak kita dan nafsu kita. Maka jalan menjadi lurus nan indah. Barokalloh
Aami ..Aamin
Syukron ustadz.Semoga bermanfaat.
Maturnuwun pencerahan pak Kyai,sukses dengan dakwah digital nya
Aamin..Aamin.