Rasulullah Saw. bersabda :”Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. HR. Muslim
Oleh : Moh.Helman Sueb
Pagi ini bunga mawar menampakkan kecerahannya, berwarna merah menyala, sangat menyenangkan bagi yang memandang. Ada pula bunga melati yang putih warnanya, yang tak kalah harumnya, karena inilah terkadang banyak orang yang ingin memetiknya, untuk dinikmati keharuman yang dimilikinya. Bunga mawar maupun bunga melati keduanya membawa bau harum yang sangat dicinta setiap orang.

Memandang sesuatu dapat merasakan enak dan nikmat, tetapi belum menikmati rasanya, bagaimana kira-kira pendapat anda jika hanya memandang saja dan tidak merasakan rasa yang sebenarnya. Tentu lidah bergoyang tanpa merasakan apa-apa. Kebetulan malam ini saya membeli nasi goreng dan mie goreng, tentu saya akan menahu betapa nikmatnya makan nasi goreng, apalagi nasi goreng khusus yang berarti akan dapat telor yang digoreng.p
Memandang remeh orang lain, suatu perangai tercela. Pandangan seperti itu, termasuk penghinaan, yang dapat membuat orang lain mengalami kesedihan. Perangai ini, dapat dikatakan sebagai perilaku buruk yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Memandang orang lain dengan penuh persahabatan, tentu membuat suka cita dan merasa bahagia, orang yang dipandangnya.
Terkadang ada juga orang yang memandang diri lebih hebat dan lebih cerdas dari orang lain. Hal ini akan melupakan kelemahan dan kekurangan diri. Orang lainpun tidak suka, bahkan sampai ke tingkat benci. Perilaku seperti ini, termasuk perilaku takabbur yang semestinya yidak perlu dilakukan, karena ini penghinaan pada orang lain. Perilaku takabbur yang dilakukan seseorang dapat memecah belah persahabatan dan menanam permusuhan.
Sangatlah terpuji. Jika kita memandang orang lain dengan rasa kasihan. Akan muncullah dari dalam hati kita, keinginan untuk berlomba dalam kebaikan. Ibadah yang dilakukan membuahkan hasil dalam bentuk akhlakul karimah. Dia dapat menyerap dari ibadah yang dilakukan. Sebab ada yang rajin ibadah, tetapi tidak berhasil menyerap kebaikan ibadah yang dilakukan, sehingga ibadah yang dilakukan tidak memiliki pengaruh pada dirinya.
Memandang positif terhadap seseorang, lebih baik dari berprasangka buruk kepada seseorang yang baru dikenalnya. Sebab kebaikan tidak akan terpisah dari orang yang membiasakannya. Membiasakan kebaikan akan memiliki peluang untuk menabur kebaikan di mana-mana. Memandang positif berarti memiliki prasangka yang baik terhadap orang lain. Sebaliknya memandang negatif terhadap seseorang, berarti berprasangka buruk kepada orang lain. Semoga dalam diri kita selalu muncul menuju jalan – jalan kebaikan.


Leave a Reply