[et_pb_section admin_label=”section”]
[et_pb_row admin_label=”row”]
[et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text admin_label=”Text”]
BERKORBAN ATAS DASAR CINTA
OLEH ; MOH.HELMAN SUEB
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu akbar walillahil hamd. (artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya).
Segala puji bagi Allah pemberi berbagai macam nikmat dan karunia yang tak dapat dihitung yang telah banyak dinikmati manusia, hanya saja masih banyak manusia yang enggan bersyukur kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap pada nabi akhir zaman yang syariatnya menyempurnakan syariat nabi-nabi sebelumnya yaitu mengajarkan ajaran tauhid, inilah nabi besar kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Maasyirol Muslimin rahimakumullah !
Alhamdulillah hari Raya Idul Adha di tahun ini, kita dapat melaksanakan shalat Idul Adha di lapangan, yang inSya’a Allah dirahmahati Allah Subhaanahu wa Ta;ala, Semoga kurban yang kita lakukan ini, benar-benar bentuk rasa cinta kita kepada-Nya, bukan kesombongan maupun agar dianggap sebagai orang yang mampu atau terkagum-kagum.
Di hari-hari kurban (Idul Adha) tidak sedikit kita saksikan sebagian politikus maupun artis yang menampilkan keindahan dan fenomena hewan kurbannya. Ada sebagian yang menilai bahwa para artis maupun politikus tersebut sedang memasang panggung pencitraan, demikian juga pejabat, semoga apa yang mereka tampilkan dari kurban tersebut sebagai bentuk rasa cinta kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala
Alangkah baiknya kita melakukan tadabur Q.S. al-Ĥajj/ 22: 37 untuk mengetahui hakikat kurban dan falsafah yang terkandung di dalamnya.
لَنْ يَنالَ اللَّهَ لُحُومُها وَ لا دِماؤُها وَ لكِنْ يَنالُهُ التَّقْوى مِنْكُمْ كَذلِكَ سَخَّرَها لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلى ما هَداكُمْ وَ بَشِّرِ الْمُحْسِنينَ7)
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S. al-Ĥajj/ 22: 37).
Pada zaman Jahiliyah mereka berkurban dengan mengoleskan daging-daging dan darah-darah kurban pada berhala agar apa yang dikurbankan diterima. Dalam surat Al Hajj ayat 37, dijelaskan yang akan mendapatkan ridho Allah Subhaanahu wa Ta’ala adalah ketakwaan kita, bukan daging-daging kurban maupun darah-darah kuran. Di sinilah ada hikmah besar yang dapat kita ambil, kita dipacu untuk meningkatkan ketakwaan kita dalam kehidupan yang fana’ini, serta melakukan amal sholeh selama kita diberi kesempatan meraih anugrahnya.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
Ketika saudara kita yang mendapat panggilan Allah Subhaanahu wa Ta’ala, yang kemaren melakukan wukuf di Arafah, yang berpakaian serba putih, yang melambangkan semua manusia sama keberadaannya di sisi Allah Subhaanahu wa Ta;ala , yang membedakan hanya ketaqwaannya kepada-Nya. Bukan harta, jabatan, pangkat dan semua yang dikejar-kejar manusia.
Allah Subhaanahu wa Ta;ala mengingatkan kepada kita :
وَاتَّقُواْ يَوْماً لاَّ تَجْزِي نَفْسٌ عَن نَّفْسٍ شَيْئاً وَلاَ يُقْبَلُ مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلاَ يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلاَ هُمْ يُنصَرُونَ
.” Dan jagalah dirimu dari (`azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa`at dan tebusan daripadanya, dan tidaklah mereka akan ditolong.” QS. Al-Baqarah : 48 .
Maka berbahagialah bagi mereka yang sejak awal mempersiapkan bekal untuk hari kiamat, dengan menabur amal sholeh dan berhati-hati dalam kehidupan sehari-hari .
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyirol muslimin Rahimakumullah !
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam , menjelaskan tentang empat perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat, sebagaimana sabdanya :
«لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ»
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya”.
Pertama : Untuk apa umurnya dihabiskan. Umur yang panjang tidak menjamin masuk surga, sebaliknya, Umur yang pendek, bukan pertanda akan masuk neraka. Dalam pada itu Rasulullah Shalawallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ وَشَرُّالنَّاسِ مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَسَا ءَ عَمَلُهُ» رواه الترمذى
Dari Abdullah Bin Busrin Ra.Sesungguhnya orang Arab Baduy bertanya :”Wahai Rasulullah Saw. Siapa orang yang paling baik. Rasul Saw. menjawab : orang yang panjang umurnya dan baik akhlaknya. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang panjang umurnya dan jelek akhlaknya.HR.Tirmidzi
Dunia adalah tempat menabur amal, maka akan menyesal bagi mereka yang tidak melakukan amal sholeh sebagai bekalnya kelak, Allah Subhaanhu wa Ta’ala juga mengingatkan :
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحاً غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُم مَّا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ وَجَاءكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِن نَّصِيرٍ
“ Dan mereka berteriak di dalam neraka itu: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.QS. Faathir : 37
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah ! !
Perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat yang Kedua , adalah : “ Untuk apa ilmu yang telah dimiliki ? Ada orang yang berilmu tetapi menyesatkan, menipu, tidak mendekati petunjuk Allah Subhaanahu wa Ta’ala, jika seperti ini, maka ilmu ini tidak bermanfaat, meskipun yang memiliki ilmu sangat berpengaruh. Berbeda dengan orang yang memiliki ilmu yang bermanfaat, dia gunakan ilmu itu untuk memberi manfaat diri sendiri, keluarga dan orang lain, inilah yang patut kita contoh. Maka Nabi Muhammad Saw, mengajarkan do’a :
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Artinya: “Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima.” Hr. Ibnu Majah
Hadirin yang berbahagia !
Perkara yang akan ditanyakan pada hari kiamat yang ketiga adalah , Tentang dari mana harta dan untuk apa dibelanjakan. ? Mencari anugrah Allah Subhaanhu wa Ta’ala tidaklah dilarang , bahkan diperintah.Allah Subhaanahu wa Ta’ala telah memberikan peringatan, sebagaimana firman-Nya QS. Al Baqarah : 168
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي الأَرْضِ حَلاَلاً طَيِّباً وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِين
“. Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Kita diperintahkan untuk mencari harta yang baik lagi halal, mafhumnya kita dilarang mencari harta atau anugrah Allah Subhaanahu wa Ta’ala dengan jalan haram. Perlu kita ingat juga setiap penyimpangan dalam mencari harta apa itu korupsi, mengurangi timabangan, menipu dalam perniagaan merupakan langkah-langkah syetan, maka kita dilarang mengikutinya.
Pertanyaan keempat : untuk apa badan-mu digunaka ?’ Oleh karena itu Allah Subhaanahu wa Ta’ala mengharamkan narkoba, minuman keras , berzina, begadang yang sia-sia. Serta segala sesuatu yang membahayakan.Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman :QS. Al Baqarah :195
وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”
Alhamdulillah kita masih sempat untuk bermuhasabah diri akan kekurangan kita,, Semoga ilmu, umur, harta dan badan yang kita miliki , dapat kita manfaatkan dan mendapatkan ridlo Allah Subhaanhu wa Ta’ala.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Hadirin yang berbahagia !
Sebagai akhir khutbah ini ,kita menyadari bahwa yang akan sampai keridhaan Allah Subhaanahu wa Ta’ala ketakwaan kita kepada-Nya. Marilah kita mengingat kembali hikmah dibalik menyembelih kurban, sebagaimana berikut ini :
Pertama: Bersyukur kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala atas limpahan nikmat kehidupan yang diberikan-Nya.
Kedua: Menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim –kholilullah (kekasih Allah)- ‘alaihis salaam yang ketika itu Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail ‘alaihis salaam ketika hari an nahr (Idul Adha).
Ketiga: Agar setiap mukmin mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimas salaam, yang ini membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak.
Keempat: Ibadah qurban lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang senilai dengan hewan qurban. Ibnul Qayyim berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut.
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ
Marilah kita akhiri dengan memanjatkan do’a agar kita semakin dekat kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala. dan berjalan sesuai dengan apa yang disyariatkn -Nya.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa baarakatuh !
Penulis : Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat
Anggota Majlis Tabligh PCM Babat
Anggota LPCR dan Pembinaan Masjid PDM Lamongan
[/et_pb_text][/et_pb_column]
[/et_pb_row]
[/et_pb_section]
Leave a Reply