Oleh : Moh.Helman Sueb
Kehidupan di dunia ini, ibarat musafir yang tidak lama akan kembali pada kediamannya. Hidup ini dibatasi waktu, setiap orang punya batasan hidup di dunia, dan tak ada yang kekal. Di sinilah manusia akan merasakan mati, tidak ada yang kuasa menolak ketika kematian tiba. Kematian tidak dapat dimajukan, tidak pula dapat ditunda. Tidak ada yang luput darinya, sekalipun bersembunyi di benteng yang kokoh.
Hidup adalah kesempatan yang diberikan Allah Subhaanahu wa Ta’ala untuk menggapai anugrah-Nya yang terhampar di bumi, menyia-nyiakan berakibat kerugian besar akan menimpa pada diri kita. Dalam kehidupan pastilah ada yang baik dan buruk, dan inilah tantangan pilihan dalam hati yang tak akan pernah berhenti. Kitalah yang menentukan pilihan itu. Memilih menjadi orang yang beriman atau kafir,semua akan mendapat balasan yang setimpal.
Manusia diciptakan Allah Subhaanahu wa Ta’ala sudah diberi nikmat akal, dan ditunjukkan dengan akal itu kebebasan memilih. Akal memiliki fungsi yang dapat memilah mana yang baik dan yang buruk. Tetapi pilihan akal, tidaklah mutlak kebenarannya. Betapa banyak orang yang pandai, tetapi akidahnya lemah, tentu akan salah dalam memilih. Kesalahan memilih dapat juga karena pengaruh yang ada di dalam hati seperti kebencian, berbeda pandangan, apalagi tidak mendapat hidayah iman.
Akal tidak dapat diandalkan untuk memilih sesuai yang dikendaki Allah Subhaanau wa Ta’ala tanpa mendapat hidayah iman. Maka berbahagialah kita dapat yang telah terdaftar menjadi orang yang beriman, sehingga selalu mendekat dan nemohon kepada-Nya untuk mendapatkan pilihan yang tepat dalam kehidupan.
Islam memiliki arti berserah diri, dapat juga berarti kepatuhan. Seseorang yang hidupnya selalu berada dalam kepatuhan, akan menjadi manusia yang benar-benar hidup. Manusia yang hidup berarti dinamis selalu bergerak dalam kepatuhan, untuk menyebarkan kebaikan. Kepatuhan seseorang dalam menjalankan perintah akan berpeluang menikmati ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki. Memilih kepatuhan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala adalah langkah menuju jalan keselamatan. Kepatuhan dan terbiasa beserah diri itulah yang akan memiliki peluang mendapatkan pilihan yang tepat sesuai kehendak-Nya. Pilihan yang tepat, tidak akan mengecewakan, pilihan yang tepat itu akan berakibat baik terhadap pelakunya.
Menyadari beratnya kehidupan dunia, maka tidak putus hubungan dengan Allah Subhaanahu wa Ta’ala adalah langkah yang tepat, sebagai modal menghadapi ujian baik dan ujian buruk. Semua ada tantangan yang tidak dapat dihindari. Sebagai orang yang beriman, kesabaran sebagai andalan utama untuk mengantisipasinya. Kesadaran yang baik, akan membuahkan perilaku yang terpuji, sesuai dengan visi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Sesungguhnya kehidupan dan kematian itu ada. Kehidupan harus kita hadapi apapun masalahnya. Kehidupan yang telah kita rangkai dengan indah, akan menjadi berantakan dan tidak mempunyai nilai di sisi-Nya, jika dalam kehidupan itu, kita cemari dengan kesombongan dan takabur, setelah mendapatlkan kelebihan. Kalau ternyata , jika hal ini ada pada diri kita , maka bertaubat adalah langkah yang cerdas.
Leave a Reply