Oleh : Moh.Helman Sueb *
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى نَبِيِّنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَالَاهُ, وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.أَما بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ ! أُوصِيْكُمْ بِنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
Hadirin yang dirahmati Allah !
Alhamdulillah Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, sehingga pada siang ini kita dapat bermuwajahah di majlis yang berbahagia ini..Karenanya patut kita meningkatkan kesyukuran kita kepada- Nya. Semoga shalawat serta salam tetap terlimpah kepada Baginda Rasulullah Saw., yang telah memberikan suri tauladann kepada kita, sehingga kita semakin mantap untuk menjalankan ajaran agamanya.
Hadirin yang berbahagia ! Salah satu nikmat terbesar yang akan membantu manusia untuk meniti tebing terjal kehidupan adalah taubat dan istighfar kedua hal tersebut bukan dilakukan setiap tahun baru maupun bulan yang terakhir , namun taubat dan istighfar sangat baik, jika dilakukan kapan saja dan di mana saja. . Tuhan telah memberikan berita, gembira kepada umat manusia berupa penerimaan taubat mereka dan pengampunan atas dosa-dosa kecil dan besar. Manusia terperosok dalam dosa dan kesalahan karena minimnya pengetahuan, larut dalam kelalaian, dan terpesona dengan gemerlap dunia. Dosa-dosa itu akan menjatuhkan seseorang dari derajat tinggi kemanusiaannya.
Hadirin yang berbahagia ! Diikisahkan dalam Tafsir al-Qurthubi, bahwa suatu hari ada orang yang mengadu kepada Hasan al-Bashri tentang lamanya paceklik, maka beliaupun berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian datang lagi orang yang mengadu tentang kemiskinan, beliaupun memberi solusi, “Beristighfarlah kepada Allah”. Terakhir ada yang meminta agar didoakan punya anak, al-Hasan menimpali, “Beristighfarlah kepada Allah”. Ar-Rabi’ bin Shabih salah satu murid beliau yang kebetulan hadir di situ bertanya, “Kenapa engkau menyuruh mereka semua untuk beristighfar?”.Maka Hasan al-Bashri pun menjawab, “Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Namun sungguh Allah telah berfirman dalam surat Nuh, maka dengan tersenyum beliau mengatakan : “ Jawabanku itu bukan atas kemauanku sendiri tetapi firman Allah, lalu Hasan al-Basri lalu membacakan surat Nuh ayat 10-13.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً ﴿١٠﴾ يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً ﴿١١﴾ وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً ﴿١٢﴾ مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَاراً ﴿١٣﴾
10. maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun–,11. niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,12. dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.13. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? QS.Nuh : 10-13.
Hadirin yang berbahagia !
Sungguh menarik jawaban Hasan al-Basri, beliau mengfokuskan dengan satau kata kunci yakni Istighfar. Al Qurtubi dan Ibnu Katsir menyatakan bahwa ayat ini merupakan bukti bahwa beristighfar dan bertaubat akan menyebabkan bertambahnya rezeqi,dan keturunan serta hujan turun membasahi bumi yang gersang. Di sisi lain Buya Hamka yang terkenal dengan tafsirnya Al-Azhar , memberi komentar tentang ayat ini, bahwa ampunan Tuhan adalah cahaya hidup, jika Tuhan memberi ampunan, segala pekerjaan menjadi mudah, dada pun lapang dan hidup akan terang benderang. Bagaimana dengan kita telah beristighfar atau banyak keluhan ?
Hadirin yang berbahagia !
Terkadang manusia memang benar-benar lupa , karena mereka sedang tertutup dan disibukkan mengumpulkan harta benda melalui berbagai macam aktivitas dalam kehidupan, sehingga apa yang dilakukan pada hakekatnya hanya berdasarkan keuntungan serta berhasilnya apa yang apa yang menjadi cita-cita. Namun jarang sekali berpikir sebab terjadinya bencana, banjir, kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap, tanah longsor, kemarau panjang dan sebagainya. Mereka lupa dan hanya memamerkan keluhan-keluhan , bahkan bersu’udzan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala . Meskipun demikian, sekali lagi ! karena kasih sayang-Nya, maka perbuatan dosa yang dilakukan manusia tetap diberi kesempatan untuk memohon ampun atau lazimnya istighfar kepada-Nya..Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعاً إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az Zumar: 53-54 )
Ayat di atas adalah seruan untuk segenap orang yang terjerumus dalam maksiat, baik dalam dosa kekafiran dan dosa lainnya untuk bertaubat dan kembali pada Allah. Di samping itu, juga memberikan kabar gembira bahwa Allah mengampuni setiap dosa bagi siapa saja yang bertaubat dan kembali pada-Nya. Walaupun dosa tersebut amat banyak, meski bagai buih di lautan (yang tak mungkin terhitung). Sedangkan ayat yang menerangkan bahwa Allah tidaklah mengampuni dosa syirik, itu maksudnya adalah bagi yang tidak mau bertaubat dan dibawa mati. Artinya jika orang yang berbuat syirik bertaubat, maka ia pun diampuni.
Hadirin yang berbahagia !
Istighfar selain meminta ampun juga sebagai permohonan agar kita tidak ditimpa malapetaka keburukan hidup , dan hal-hal yang membawa kita menderita akibat perbuatan dosa yang kita lakukan Istighfar merupakan kesadaran mengakui kesalahan, kekurangan dan merasa belum baik. Karena itu tidak heranlah, jika Nabi Muhammad Saw., mengajarkan kepada kita agar membaca istighfar tiga kali. Bahkan beliau beristighfar sehari-semalam tidak kurang dari seratus kali. Berapa kali kita Istighfar ?
Istighfar memang memiliki pengaruh positif bagi kita dan orang lain serta akan membawa kebahagiaan hakiki bagi pelakunya, semoga dalam kehidupan sehari-hari kita mampu mematri istighfar dalam diri, sehingga kita akan terus membenahi diri untuk menjadi hamba Allah Subhaanahu wa Ta’ala yang selalu dapatkan ridlo-Nya. Istighfar tidak hanya dilakukan setelah shalat, pada akhir tahun atau mengawali tahun baru . Namun, seharusnya istighfar dilakukan setiap saat, agar kesadaran mengakui kesalahan akan terpatri dalam diri. Akhirnya,, baiklah saya bacakan hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(( مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضَيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ )) رواه أبو داود.
“Barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya kelapangan dan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan diberi-Nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (HR. Abu Daud)
بَارَكَ ا للهُ لِيْ وَلَكُمْ فيِ االْقُرْأَ نِ ا لْعَظِيْمِ وَنَفعَنِيْ وَ إِ يَّا كُمْ بمِا فِيْهِ مِنْ ذِكْرِ ا لحْكِيْمِ إِ نَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ ا لْعَلِيْمُ
Khutbah Kedua :
Hadirin yang berbahagia !
Salah satu ciri hamba-hamba Allah yang shalih dan meraih surga adalah banyak beristighfar, terlebih pada sepertiga malam yang terakhir, sebagaimana dijelaskan dalam surat Ali Imran [3]: 17 dan Adz-Dzariyat [51]: 18. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam sendiri telah memberI tauladan kepada umatnya dengan beristighfar minimal sebanyak 70 kali dalam sehari semalam. Maka sudah selayaknya bagi kita untuk menjadikan istighfar sebagai bagian penting dalam hidup kita sehari-hari. Istighfar menjadi suatu keniscayaan untuk dilakukan, sebab manusia sering lupa dan khilaf, sehingga dalam kehidupannya masih sering melakukan hal-hal yang semestinya dijauhi. Semoga kita yang hadir di majlis ini, keluarga kita, serta teman seiman dan se agama selalu dapatkan pengampunan atas kekhilafan yang telah dilakukan .Dan marilah kita memanjatkan do’a .
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، ٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
*Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat-Lamongan
*Anggota LPCR PM PDM Lamonga
*Wakil Majlis Tabligh PCM Babat-Lamongan
:
Leave a Reply