Oleh : Moh.Helman Sueb
Hijrah menurut bahasa berasal dari kata hajara yang berarti pindah, sedangkan menurut istilah memiliki arti perpindahan Nabi Muhammad Saw., bersama sahabatnya dari Mekah menuju Madinah yang sebelumnya dinamakan Yasrib.yang terjadi pada 13 kenabian, atau perpindahan dari negeri kemusyrikan menuju negeri yang penuh keimanan. Kini hijrah dapat kita artikan berpindah dari kebiasaan maksiat menuju amal sholeh, dari keadaan malas menjadi rajin, dari loyo menjadi semangat dalam berjuang, dari kikir menjadi dermawan, dari sifat pemarah menjadi pemaaf, dari sifat angkuh menjadi rendah hati, dari jarang mengikuti pengajian menjadi rajin mengikuti, dari jarang berjama’ah mejadi rajin berjama’ah. Ustadz Adi Hidayat dalam wawancaranya di Suara Muhammadiyah Tower, mengartikan hijrah adalah berpindah dari suatu keadaan, tidak harus tempat kepada keadaan lain yang lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Jadi asalnya hijrah tidak menuntut kita berpindah tempat kecuali dalam kondisi yang memang di tempat itu, tidak men-support kita untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan.( SM. 14 :2023 )
Setiap Amal Tergantung Niat
Perlu diketahui, ketika mereka berangkat hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad Saw. mengatakan kepada para sahabat yang akan hijrah, bahwa segala amal usaha di dunia ini, ditentukan oleh niat , ketika memulai pekerjaannya. Siapa yang hijrahnya karena memperjuangkan ridha Allah dan Rasul-Nya, maka keridhaan Allah dan Rasul-Nya yang akan dijumpainya. Siapa yang hijrah hendak mencari kekayaan dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka yang dituju itulah yang akan ditemuinya, sebagaimana hadits yang diriwayatkan Bukhari-Muslim. Karena niat ini sangat penting, maka hal ini merupakan peringatan bagi orang yang beriman untuk memperhatikan niat di dalam melakukan aktivitas. Tentu agama menganjurkan agar segala yang dikerjakan tidak sia-sia, dan selalu mendapatkan barokah darinya.
Hijrah Sebagai Tahun Islam
Sudah menjadi kebiasaan dalam kalangan bangsa-bangsa perhitungan tahun dimulai dari suatu kejadian yang tidak dapat dilupakan karena ada nilai sejarahnya. Oleh karena itu, orang Qurays di Mekah memulai perhitungan tahunnya dengan tahun Gajah. Karena kota Mekah pernah diserang pasukan oleh tentara Abrahah dari Selatan, yang memerintah atas kerajaan Habsy Kristen . Abrahah sendiri menaiki gajah dengan maksud hendak meruntuhkan Ka’bah. Pada kejadian itu, tentara bergajah itulah Nabi Muhammad Saw. lahir ke dunia, sehingga orang selalu menghitung kelahiran beliau.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Umar Bin Khaththab Khalifah ke II, memanggil ahli-ahli musyawarahnya ,tentang kapan dimulai perhitungan tahun Islam. Akhirnya keputusan perhitungan tahun Islam dimulai dengan tahun Hijrah Nabi Muhammad Saw., dan rombongan kaum Muhajirin dari Mekah ke Yasrib yang kemudian ditukar dengan Madinatur-Rasul. Umar bin Khaththab dan pembantunya tidak memulai perhitungan tahun Islam dengan hari lahir atau Maulid Nabi Muhammad Saw., karena hal ini adalah kejadian biasa.
Hikmah Hijrah Para Sahabat
Para sahabat yang hijrah ke Madinah bukan karena kesempitan hidup di Mekah, buktinya Abdurrahman bin Auf seorang saudagar kaya rela meninggalkan hartanya di Mekkah. Mush’ab bin Umair kekasih ibu-bapaknya, yang terompahnya berbalut emas.juga ikut hijrah. Hampir semuanya memiliki rumah tangga kampung halaman , mereka hidupa dalam keadaan layak. Mereka meninggalkan Mekah ,karena di sana tidak ada kebebasan hidup menurut aopa yang sesuai dengan akidah. Mereka tinggalkan kampung halaman, harta beda, dan orang-orang yang mereka cintai. Mereka berhijrah karena tempat kediaman yang baru mereka akan bebas meninggikan kalimatullah. (Hamka : Dari hati ke hati : 2017 ).
Hijrah para sahabat Nabi Muhammad Saw. ada beberapa hal yang terkandung di dalamnya, : Pertama Hijrah merupakan evaluasi keadaan yang tidak memungkinkan untuk melakukan kebebasan beragama . Kedua : hijrah para sahabat sebagai bentuk ketaatan para sahabat kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Ketiga: Hijrah sebagai bentuk kesabaran para sahabat atas gangguan dan sksaan orang kafir Qurays. Keempat, sebagai bentuk ketangguhan para sahabat dalam mempertahankan iman mereka. Kelima : Tawakkal kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala, memperkuat akidah mereka dalam mempertahankan akidah serta harapan yang sangat mulia untuk mendapatkan ridha-Nya. Semoga bermanfaat.
Leave a Reply