Mon. Dec 9th, 2024

    Oleh : Moh.Helman Sueb,*

    Jarir bin Abdullah Al-Bajli berkata,
    “Tidaklah Rasulullah melarangku (untuk masuk ke rumahnya setelah aku minta izin) sejak aku masuk Islam, dan tidaklah beliau melihatku, kecuali beliau selalu menampakkan senyuman di depan wajahku.” (HR. Tirmidzi, Bukhari, Muslim)

    Tak perlu menangis, jika kesedihan bertumpuk, sebab semua tidaklah kekal dan akan berakhir. Biasanya kesedihan yang paling dalam, bila ditinggalkan sesuatu yang dicintainya. Yang dicintai dapat berwujud benda, istri, jabatan, dan lain sebagainya. Seolah diri sepi dan tak berarti, keadaan seperti ini hendaklah dijauhi, agar tidak menjadikan diri putus asa. Begitulah dalam kehidupan yang fana’ ini, apa saja yang kita miliki dan kita cintai tidak akan kekal.

    Seringkali tetesan air mata akan hilang perlahan, karena para sahabat datang menghibur, memberi harapan maupun do’a. Senyuman mengembang, kesedihan hilangan perlahan, air mata menjadi berkaca-kaca. Persahabatan bagaikan obat, saling menghibur, ketika kesedihan datang. Di sinilah perlunya kita harus bersahabat dan memperbanyak kawan. Persis kata berhikmah,’kawan seribu masih sedikit, musuh satu terlalu banyak’ .

    Kita dapat juga melakukan hal yang lain, ketika tetesan air mata mengalir, dapat dilakukan uji coba tersenyum mengingat sesuatu kegembiraan yang pernah kita alami. Mengingat betapa banyak nikmat Allah Subhaanhu wa Ta’ala  yang telah kita rasakan, kemudian tersenyumlah. Tersenyumlah, ketika orang yang pernah membenci kita, datang menghibur dan memberikan sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan, niscaya air mata yang menetes akan akan hilang perlahan.

    Terkadang tetesan air mata, bukan keluar karena kesedihan berpihak pada kita, tetapi karena  kebahagiaan berpihak pada kita. Bangga dengan prestasi anak kita dan ketaatan anak yang luar biasa. Bangga dengan suami atau yang memberi kejutan. Terbiasa merasa bangga itulah yang juga dapat membuat air mata menetes indah bercampur senyum bahagia. Kebahagian, rasa haru , memang dapat membuat kita meneteskan air  mata.

    Matahari yang bersinar cerah, mengajak kira ceria dan bahagia, mungkin kita akan berangkat kerja, ke kantor, berdagang, atau sedang bersiap-siap mengantar si buah hati ke PAUD, TK ABA, A atau B. Tetesan air mata keluar pada waktunya  sesuai dengan ukuran kesedihan dan kebanggaan, tentu tak akan  berpihak pada kita di pagi hari, kalau ada sedikit  kita usap dengan sinar mentari yang cerah ini, dan memulai dengan senyum bahagia.

    • Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat-Lamongan

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    By Helman Sueb

    Tentang Saya Moh.Helman Sueb, ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama.

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *