Oleh : Moh.Helman Sueb
Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat-Lamongan

Ketajaman pisau sangat diperlukan untuk menyembelih ayam, kambing, maupun sapi. Sebab dengan ketajamannya, akan mengurangi rasa sakit pada hewan yang disembelih. Maka pisau yang tajam diperlukan bagi para penyembelih hewan korban. Ketajaman memiliki kebermanfaatan yang luar biasa, tetapi bila tidak dimanfaatkan ketajaman pisau itu akan menjadi tumpul, tentu kurang bermanfaat. Oleh karena itulah, hendaknya pisau selalu diasah agar tetap tajam, dan dimanfaatkan memiliki daya guna. Ketajaman pisau berbeda dengan ketajaman hati, karena ketajaman hati berkaitan dengan perasaan sedangkan ketajaman pisau berkenaan dengan potong-memotong pada benda, dapat juga untuk menyembelih kambing maupun sapi.Di sisi lain, ketajaman hati dalam kebaikan, berpeluang memperoleh kebahagiaan dan ketenangan. Ketajaman hati akan membawa kemuliaan juga.
Berbeda dengan ketajaman pikiran, meskipun mampu membedakan yang baik dan yang buruk, dan menghasilkan pemikiran, tanpa adanya bimbingan agama tentu kebaikan yang didapat tidak dapat mengantarkan pada kebahagiaan, apalagi ketenangan. Jadi kita tidak boleh hanya mengandalkan otak atau akal semata. Ketajaman pikiran, tidak terlepas dari ketajaman hati, sama persisi dengan pernyataan jika hati baik maka, pikiranpun akan menjadi baik. Hati yang terasah dengan keimanan yang kuat, akan sangat peka terhadap masalah yang dihadapi yang selalu dihubungkan dengan kekuasaan atau kehendak sang Pencipta, yakni Allah Subhaanahu wa Ta’ala, hati yang selalu mengingat –Nya d imana saja berada.
Hati yang tajam akan memiliki peluang untuk merasakan ketenangan, karena mengingat Allah Subhaanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya ” Dan orang-orang yang beriman, tenang hati mereka dengan ingat Allah, ingat-ingat hanya ingat kepada Allah hati akan menjadi tenang.” QS : Ar ra’du : 28. Ketenangan hati yang dimiliki seseorang, akan membawa dirinya tenang dalam berpikir serta memutuskan sesuatu. Pada ayat di atas sangat jelas, untuk meraih ketenangan hati dengan jalan cara mengingat Allah, ketajaman hati dihasilkan mengingat Allah.
Berarti seseorang yang lupa kepada Allah Subhaanahu wa Ta”ala, hatinya tumpul dan mempunyai peluang untuk gelisah, resah dan putus asa. Hati yang tidak tajam akan membawa pikirannya pada persimpangan jalan yang dilarang agama. Hanya saja hati yang tidak berasa, sangat sulit kembali ke jalan kebenaran, kecuali mendapat hidayah dari-Nya.
Orang cerdas, yang sering mengingat Allah, akan selalu berpikir positif, hati pun akan semakin tajam, untuk mendapatkan ketenangan hidup. Oleh karena itu, hati dan pikiran yang postif, akan selalu berusaha meraih sukses dan mudah pula menebar kebaikan. Semoga kita mampu memanfaatkan anugrah Allah Subhaanau wa Ta’ala dan memiliki ketajaman hati, dalam mengarungi samodra kehidupan.
Leave a Reply