Oleh : Moh.Helaman Sueb *
Pada malam hari yang biasa kita melihatnya, ada gugusan bintang yang membuat indahnya pemandangan langit meskipun tidak seindah di waktu pagi. Penciptaan langit dan bumi serta perbedaan siang dan malam, tentu ada hikmahya bagi siapa saja yang terbiasa berpikir. Kita diingatkan betapa cerdasnya Ulul Albab sebagai gelar orang yang rela menggunakan akalnya memikirkan ciptaan Allah Subhaanahu wa Ta’ala, bahkan merekapun tidak bergeser untuk mengingat-Nya di mana saja berada.
Ulul Albab, yang dijelaskan di dalam Al Qur-an surat Ali Imron ayat 190-191, sebenarnya mengingatkan kita, untuk bersyukur kepada-Nya di mana saja kita berada. Kesyukuran kita ini , tidaklah menjadikan kekuasaan dan kekayaan-Nya bertambah, tidak !. Ini adalah peringatan bagi kita yang berkali-kali, agar tidak berenang dalam kesombongan setelah kenikmatan berpihak pada diri. Kisah orang-orang sombong sangat tampak sekali, yang ditampilkan sebagai Namtud, Fir’aun, Hamam, Qorun, Abu. Lahab, kaum Tsamud, kaum Ad.
Tingkat mereka bukan hanya sombong yang membanggakan diri di hadapan orang lain, tetapi sudah masuk pada tingkatan takabur. Orang yang takabur memiliki ciri menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.
Gambaran yang sangat jelas adalah penolakan Iblis pada perintah Allah Subhaanahu wa Ta’ala untuk menghormati Adam As. Dia menolak karena karen penciptaan dirinya lebih mulia dibandingkan penciptaan Adam As. Memang, seringkali kelebihan mempermudah masuknya kesombongan, dan dapat juga sifat takabur.
Pagi ini di kota Babat sangat cerah sekali, terang benderang, tidak ada gelap dan samar lagi, kecuali daerah pinggiran yang warga tidaknya menyalakan listrik dengan karena penghematan. Nabi Muhammad Saw. datang dengan membawa sinar terang, yang benar dan yang salah tampak sekali, strata sosial sudah tidak ada sekat lagi, semua sama di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta’ala, yang membedakan hanya ketaqwaannya.
Misi yang dibawamya adalah menyempurnakan akhlak umat, di sinilah, ketaqwaan akan mengikis perilaku tercela termasuk kesombongan dan takabur. Di jaman ini, kedua sifat ini akan merasuk secara halus, dapat diketahui melalui tulisan, ucapan, sikap dan tindakan. Sebenarnya setiap orang dapat mendeteksi dan mengevaluasi dirinya adanya perilaku tercela atau tidak. Hanya saja, terkadang kalah dengan tarikan nafsu yang membawa kejahatan. Sebagai hamba Allah Subhaanahu wa Ta’ala, tentu kita selalu istighfar dan memohon agar dijauhkan dari perilaku tercela. Semoga kita selalu dalam perlindungan-Nya.
Babat, 1 Juli 2024
- Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat
Leave a Reply