Oleh : Moh.Helman Sueb*

Mentauhidkan Allah Subhaanahu wa Ta’ala menyakini bahwa hanya Allah yang patut disembah, yang kuasa memberikan kekuatan, rezki, kesehatan. Kekuatan yang kita miliki tidak lain kecuali berasal dari Allah.Semua kekuatan yang kita miliki semata-mata dari Allah, sebab itulah, kita tetap berharap agar jasmani dan rohani tetap sehat yang berarti kekuatan masih ada. Kelemahan dapat datang karena kita sakit, tentu kita tidak ingin sakit, karena sakit dapat menghalangi kenikmatan beribadah. Berapapun usia kita, jika sakit berpihak pada kita tidaklah nyaman dalam melakukan aktivitas dan tentu terganggu. Oleh karena itu, hendaklah kita berusaha agar tetap sehat dan bermanfaat bagi sesama. Sebab kelemahan tak akan sama dengan kekuatan yang dapat dimanfaatkan.
Tiada daya dan kekuatan kecuali atas kekuatan Allah, hal ini menyadarkan kita, agar kekuatan yang kita miliki semata-mata dari–Nya, dan sewaktu-waktu diambil-Nya karena tindakan kita yang menyalahi hukumnya. Orang yang asalnya lemah dapat menjadi kuat, orang yang asalnya kuat dapat juga menjadi lemah. Kita sadar, kekuatan kita akhirnya akan hilang dan lemah. Maka saatnya kita menyukuri nikmat sehat dan kesempatan menambah amal kebaikan yang telah kita terima dari Allah Subhaanahu wa Ta’ala dengan jalan memperdekat jarak dengan-Nya, agar kita akan diingat dan ditolong ketika dalam keadaan sempit .
Usia dan kekuatan setiap orang tidaklah sama, ada yang sudah tua masih sehat, sebaliknya usia masih muda tetapi sering menderita sakit. Untuk itulah, ketika kita yang masih kuat dan masih muda, memanfaatkan untuk menolong sesama inilah yang dinamai bersyukur. Sebaik-baik manusia adslah yang panjang usianya dan baik perangainya, sedangkan sejelek-jelek manuaia adalah yang yang panjang usianya dan buruk perangainya. Sungguh kebahagiaan yang sangat besar bila usia panjang dan dihiasi dengan amalan kebaikan, ketika kekuatan masih ada.
Orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah, inilah motivasi yang luar biasa agar kita mrmiliki kekuatan dalam kehidupan kita. Maka hilangkan kekuatan dari diri kita, dengan menabur prasangka buruk, perbuatan yang menyimpang serta membuat sakit hati pada sesama, sebab hakekat perbuatan tersebut, dapat mengurangi kekuatan. Kesimpulannya bahwa kekuatan dan kelemahan ada pada diri kita, dan Allah kuasa membuat orang yang lemah menjadi kuat dan melemahkan orang yang kuat, dari sini kita dapat menyerap bahwa adanya kekuatan dan kelemahan membuat kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala dan meningkatkan ketakwaan .Semoga kekuatan yang kita miliki dapat membawa manfaat diri dan sesama.
Babat, 28 Juli 2024
Moh.Helman Sueb, Pembina Pesantren Muhammadiyah Babat/Wakil Majlis Tabligh PCM Babat
Leave a Reply